Daun salam dan daun jeruk memang terlihat mirip, ya. Saat membeli di pasar bisa saja minta penjual memilihkan supaya nggak keliru. Saat beli di supermarket juga pasti ada papan tulisan yang membedakan keduanya.
Tapi, bagaimana kalau sudah menyimpan daun salam dan daun jeruk di rumah? Kadang ada juga yang bingung untuk membedakannya, dan harus menyobek daunnya dulu untuk mencium bedanya. Repot juga ya, daun juga jadi rusak.
Supaya nggak bingung lagi, yuk simak perbedaan daun salam dan daun jeruk berikut ini.
1. Bentuk Daun
Cara pertama untuk membedakan daun salam dan daun jeruk adalah dengan melihat bentuk daun. Daun salam memiliki bentuk lonjong memanjang, sementara daun jeruk oval seperti telur dan daunnya lebih kecil.
Jika membeli daun jeruk, mungkin akan menemukan juga dua helai daun jeruk yang menyatu. Jika menemukan daun seperti ini, jelas bahwa daun itu adalah daun jeruk.
Ciri lain dari bentuknya, ujung daun salam lebih runcing dari daun jeruk. Vein atau tulang daun pada daun salam lebih terlihat, sementara vein daun jeruk hampir tidak terlihat. Pada tepian daun jeruk terdapat lekukan-lekukan kecil seperti bergerigi, sementara bagian tepi daun salam mulus.
2. Warna Daun
Warna hijau daun jeruk lebih terlihat segar dan mengkilat, sementara daun salam warna hijaunya lebih tua dan tidak terlihat berkilau.
3. Manfaat dalam Masakan
Penggunaan daun jeruk dalam masakan berfungsi untuk menambah aroma dan memberi rasa asam yang segar. Sedangkan, penggunaan daun salam memberikan aroma khas pada masakan.
Jika daun jeruk digunakan dalam keadaan segar untuk diperoleh manfaatnya, daun salam justru perlu dikeringkan dulu supaya aromanya keluar.
Biasanya daun jeruk digunakan dalam masakan bersantan seperti rendang, masakan berkuah bening seperti soto, hingga digunakan dalam olahan keripik tempe rasa daun jeruk. Karena memiliki warna hijau yang segar dan berkilau, daun jeruk juga bisa dijadikan garnish atau penghias makanan.
Daun salam lebih memiliki kegunaan sebagai penambah aroma khas pada masakan Asia Tenggara. Daun salam biasa digunakan untuk menguatkan rasa soto, opor, pepes, botok, dan aneka olahan sayur Indonesia.
Memiliki pengalaman pendidikan di bidang Tata Boga dan Jurnalistik. Hobi menulis, traveling dan memasak. S2 Universitas Gadjah Mada Ilmu Komunikasi Hubungi Kami di [email protected]
