Tips Mengolah dan Memasak Kikil Agar Empuk & Tidak Amis
Penulis: Manggarayu | Editor: Ria
Suatu hari saya membelikan ibu makan siang dan beliau nitip oseng kikil. Karena penasaran, saya ikut mencoba oseng kikil dari ibu. Ketika disuap dengan nasi, entah kenapa saya jadi nambah lagi! Saya coba tanpa nasi, rasanya tetap enak, tidak seperti masakan kikil yang pernah saya coba dulu, alot dan amis.
Setelah oseng kikil tersebut, saya jadi semakin penasaran dengan olahan kikil lainnya. Dari gulai kikil di RM Padang sampai tumis kikil dan cabai buatan ibu berhasil saya sikat. Namun kalau masak sendiri tanpa ibu, rasanya saya belum percaya diri. Oleh karena itu, bagi saya dan anda yang juga ingin masak kikil di rumah, tips berikut dijamin bisa membantu untuk membuat kikil empuk dan tidak amis.
Mengolah kikil sebelum dimasak
Banyak orang enggan memasak kikil karena amis dan berlendir. Kalau lihat barang mentahnya, saya juga bingung bagaimana cara mengolahnya. Oleh karena itu, perhatikan hal-hal berikut, terutama bagi anda yang paling tidak suka dengan bau amisnya.
1. Rendam untuk menghilangkan bau amis dan lendir
Siapkan sebuah panci dan isi dengan air bersih. Didihkan air, matikan api, dan masukkan potongan kikil satu per satu. Proses rendaman dilakukan untuk menghilangkan bau amis dan lendir. Jika anda tak punya banyak waktu, rendam selama 20 menit saja sudah cukup. Setelah selesai, tiriskan potongan kikil lalu siram di bawah air bersih yang mengalir.
2. Menghilangkan bulu
Ketika membeli kikil mentah, ada yang sudah bersih tapi ada juga yang masih menempel sedikit bulunya. Tentu anda tak mau makan bulu, kan? Oleh karena itu, bulu-bulu tersebut perlu dihilangkan.
Anda bisa lakukan sebelum atau sesudah merendam, tapi kalau tak tahan dengan bau amisnya, maka lakukanlah setelah rendaman pertama. Ternyata, memang ada untungnya mengerok bulu setelah merendam. Anda bisa mengeroknya dengan lebih mudah karena pori-pori kulit sapi terbuka setelah dicelupkan ke air panas. Oh ya, kalau anda tak suka lemak yang ada di kikil, boleh juga dibersihkan dalam tahap ini.
3. Rebus untuk mengempukkan
Kali ini, kikil direbus agar empuk. Merebus kikil memerlukan waktu kurang lebih 2-3 jam dengan panci biasa. Jika ingin lebih cepat, anda bisa merebusnya dengan panci presto, seperti Vicenza Pressure Cooker VP308/8L (Lihat di Lazada DISKON). Dengan panci presto ini, kikil hanya butuh 1 jam saja untuk empuk. Tentu ini bisa disesuaikan dengan waktu luang anda, ya.
Caranya, siapkan panci dengan air baru. Jangan gunakan air untuk rendaman karena bau amis akan kembali ke dalam kikil. Didihkan air dan masukkan potongan kikil. Tunggu hingga beberapa jam ke depan. Selama merebus anda bisa masukkan rempah, lho. Bisa dipilih antara jahe, daun jeruk, lengkuas, atau serai.
Proses merebus yang saya jelaskan di atas bisa sekaligus untuk mengungkep kikil. Biasanya mengungkep dilakukan kalau anda mau buat kikil goreng atau kikil bacem. Setelah diungkep/direbus, kikil bisa langsung digoreng atau dibacem karena bumbunya sudah cukup meresap. Nah lain hal kalau anda mau buat tumisan atau semur, kikil hasil rebusan kemudian ditiriskan dan siap untuk dimasak selanjutnya.
Memasak kikil
Kalau dimasak dengan benar, kikil rasanya sangat enak. Tekstur kenyalnya cocok dipadukan dengan rasa manis, gurih, maupun pedas. Nah, kalau saat direbus masih ada sedikit bau amis, anda bisa coba menghilangkannya secara total dalam tahap membumbui. Karena ingin menghilangkan bau amis, anda bisa gunakan rempah beraroma seperti bawang putih atau yang asam seperti air jeruk nipis atau lemon.
Kalau sudah sampai tahap ini, anda bebas memasak kikil sesuka hati. Tanpa diungkep, kikil bisa langsung dicampurkan ke dalam masakan anda. Beberapa inspirasi untuk masak kikil antara lain soto mie, mie kocok bandung, oseng-oseng mercon, semur kikil, gulai kikil, dan nasi goreng kikil ala ResepKoki. Pokoknya mau direbus, digoreng, atau disemur, semuanya enak!
Bagaimana tips di atas? Tidak terlalu sulit, bukan? Selama bau amis dan lendir sudah hilang, kikil dapat dikreasikan dalam berbagai masakan. Meskipun cukup berlemak, di balik itu protein kikil cukup tinggi, lho! Asal jangan terlalu sering, ya. Yang berlebihan tentu tidak baik, bukan?
Atsarina Luthfiyyah (Senior Editor)
Memiliki pengalaman pendidikan di bidang Tata Boga dan Jurnalistik. Hobi menulis, traveling dan memasak. S2 Universitas Gadjah Mada Ilmu Komunikasi
Hubungi Kami di [email protected]
Sangat membantu, aku jadi gx kebingungan lagi deh, terimakasih penulis