Mengenal Wheat Bran, Cara Simpannya & Kegunaan untuk Kue dan Roti
(Image: Shutterstock)
Penulis: Manggarayu | Editor: Ria
Anda suka roti gandum? Akhir-akhir ini, saya sedang menggemari jenis roti yang memiliki tekstur kasar ini. Roti gandum memang dinilai lebih sehat dibandingkan dengan jenis roti oles lainnya. Kandungan serat yang tinggi (apalagi jika anda beli roti gandum utuh) tentunya sangat baik bagi tubuh, terutama bagi anda yang ingin menjaga pola makan atau berdiet seperti saya. Saking senangnya dengan roti ini, saya pun coba untuk membuatnya sendiri dengan bread-maker.
Lucunya ketika pertama kali beli bahan untuk roti gandum, saya malah mengambil wheat bran dan bukan tepung gandum. Maklum, hanya ada wheat bran yang tersedia di rak waktu itu, jadi saya pikir mungkin tak ada bedanya. Namun ketika sampai rumah, saya bersusah payah untuk mengolah temuan saya ini karena teksturnya yang kasar. Akhirnya setelah mencari tahu sana-sini, saya pun memahami karakter wheat bran ini dan berhasil membuat roti gandum utuh setelah gagal berkali-kali. Tapi sebelum kita melangkah jauh, anda sudah tahu tentang wheat bran belum?
Apa itu wheat bran dan bedanya dengan whole wheat flour
Bila diartikan secara harafiah, wheat bran adalah kulit ari gandum. Saat gandum diolah untuk dijadikan tepung, terjadi proses pemisahan antara biji dan kulit arinya. Biji gandum akan berubah jadi tepung gandum, sedangkan kulit arinya diolah lagi menjadi wheat bran yang merupakan produk masak. Wah, berarti kita makan kulit gandum, dong? Betul, tapi kulit ini yang bertugas membungkus biji gandum ya, bukan yang berwarna keemasan itu. Ada tiga lapisan dalam gandum, yakni kulit terluar yang berwarna keemasan (wheat germ), kulit ari (wheat bran), dan biji gandum. Wheat bran memiliki bentuk kepingan kecil (flakes) berwarna gelap, keras, dan bertekstur kasar.
Nah, kalau kita bandingkan dengan tepung gandum utuh (whole wheat flour), tentu perbedaannya sangat ketara. Tepung gandum utuh diolah dari gandum utuh, alias tiga lapisan di atas tadi, sedangkan wheat bran hanya memakai kulit arinya saja. Tekstur tepung gandum utuh pastinya halus dan bentuknya mirip degan terigu. Hanya saja, tepung gandum utuh cenderung berwarna kecoklatan.
Kandungan gizi dalam wheat bran
Meskipun berbentuk kulit ari, jangan meragukan kandungan gizi bahan ini, lho. Wheat bran kaya akan serat, protein, vitamin, mineral, serta asam lemak yang baik. Banyak sekali, kan? Oleh karena itu, wheat bran sangat disarankan bagi anda yang sedang menjaga pola makan dengan meninggikan asupan serat, sedang berdiet, atau bagi anda yang ingin menghindari risiko penyakit dalam.
Kegunaannya dalam olahan kue dan roti
Seperti penjelasan di atas, wheat bran berbentuk kepingan, bertekstur kasar dan keras, serta memiliki rasa nutty. Uniknya, wheat bran akan mengembang jika kena cairan seperti air atau susu, dan membuat teksturnya berubah jadi lembut. Kalau anda ingin mencampurkannya dalam kue atau roti, rendam wheat bran dengan air atau susu terlebih dulu selama kurang lebih 10 menit. Dengan begitu, teksturnya akan mengembang dan akan lebih mudah dicampurkan dalam adonan. Namun jika ingin langsung mencampurnya dalam adonan, anda perlu menambahkan takaran cairan lebih banyak dari yang diminta resep.
Roti atau kue yang dibuat dengan wheat bran akan terasa lebih berat dan lebih bertekstur. Jika salah memasukkan takaran wheat bran, bisa-bisa roti atau kue anda berubah jadi bantat dan alot. Sebagai pemula, saya pasti hanya menggunakan 10-20% wheat bran dari total takaran tepung dalam resep, yang kemudian dicampur dengan terigu atau tepung gandum. Jadi misalnya ingin buat roti gandum rumahan, untuk takaran 100 gr tepung gandum bisa diubah jadi 90 gr tepung gandum ditambah 10 gr wheat bran. Selain menghindari tekstur bantat, terlalu banyak wheat bran bisa membuat rasa kue atau roti cenderung pahit.
Cara menyimpan wheat bran agar awet
Wheat bran adalah jenis bahan yang cukup rentan. Jika salah meletakkannya, wheat bran bisa cepat berbau tengik dan mengubah citarasanya. Setelah terbuka kemasannya, pindahkan wheat bran ke wadah kering dan kedap udara, lalu simpanlah dalam kulkas. Cara simpan ini bisa membuat wheat bran tahan 6-12 bulan.
Wheat bran masih jarang ditemui di Indonesia. Supermarket besar dan pasar belum banyak memasarkan bahan ini, sehingga anda perlu ke toko bahan kue besar, toko bahan makanan organik, atau memesannya via online. Kebanyakan wheat bran juga masih dijual secara eceran, atau paling tidak bisa ditemukan dengan merek Red Mill.
Hmm, semakin penasaran untuk mencoba bahan ini? Ingat, jangan keliru kala membeli bahan ini di toko fisik maupun online, ya. Kalau anda ditawarkan antara tepung gandum halus atau tepung gandum kasar, pilihlah tepung gandum kasar jika ingin mencoba wheat bran. Sebab, tepung gandum halus biasanya mengacu pada tepung gandum utuh (whole wheat flour). Selamat mencoba!
Atsarina Luthfiyyah (Senior Editor)
Memiliki pengalaman pendidikan di bidang Tata Boga dan Jurnalistik. Hobi menulis, traveling dan memasak. S2 Universitas Gadjah Mada Ilmu Komunikasi
Hubungi Kami di [email protected]
Keren nih tulisannya Kak Atsarina. Ahli tata boga dan mendalami ilmu komunikasi. Senang kami mendapat perhatian untuk semakin maju produk pertanian panenannya petani dan terjadinya kedaulatan pangan. Sukses Kak. Salam dari desa pinggiran Candi Prambanan.
Alhamdulillah nemu artikel ini…banyak menulis topik yg sama, tapi ini runut & detail.
Trims, Mbak…Sukses terus & keep writing.