Apa Bedanya? Susu Segar vs Susu UHT Vs Susu Pasteurisasi

(Image: Shutterstock)
Penulis: Selly.J | Editor: Ria
Susu cair termasuk salah satu minuman yang banyak digemari. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa menyukainya. Dibandingkan susu bubuk, susu cair tentu lebih fresh dan praktis. Bagi saya, segelas susu cair di pagi hari sudah cukup dijadikan sarapan untuk mengganjal perut hingga makan siang. Selain itu, susu cair juga sudah populer jadi salah satu bahan membuat kue atau masakan.
Sebagai konsumen susu cair, apakah anda pernah memperhatikan kemasannya? Jika pernah, tentu anda melihat keterangan jenis susu cair yang tertera. Jenis tersebut dapat berupa susu segar, susu pasteurisasi, serta susu UHT. Secara fisik, ketiganya memiliki penampilan yang sama. Namun, sebenarnya apa ya beda ketiga jenis susu cair ini? Yuk, kenali lebih jauh ketiganya.
1. Perbedaan Utama: Proses Pemanasan
Diantara ketiga jenis susu, susu segarlah yang proses pembuatannya paling sederhana. Susu segar didapatkan langsung dari hasil pemerasan. Setelah diperas, susu sapi akan disaring untuk menghilangkan kotoran. Sebelelum dikonsumsi, susu segar juga akan dipanaskan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kandungan bakteri pada susu. Secara tradisional, pemanasan pada susu segar berlangsung sekitar 5 menit. Agar emulsinya tidak pecah, susu harus diaduk ketika dipanaskan. Namun, susu segar tidak boleh dipanaskan hingga mendidih. Jadi, susu ini cukup dipanaskan pada suhu sekitar 70°C.
Kebalikan susu segar, susu UHT memiliki proses pengolahan yang paling kompleks. Susu yang sudah diperas akan dipanaskan pada suhu yang tinggi. Suhu yang digunakan ialah sekitar 135°C. Suhu yang tinggi ini berfungsi untuk menstrerilkan susu dari ancaman mikroba. Selain suhu, waktu pengolahan susu UHT juga harus cepat. Dalam waktu sekitar 2 detik, susu UHT sudah harus selesai dikemas. Hal ini dilakukan agar keadaan susu tetap steril.
Metode pembuatan susu pasteurisasi sederhana sekilas mirip seperti susu UHT. Susu segar akan dipanaskan di suhu yang tinggi dalam waktu singkat, sebelum dikemas dalam wadah steril. Namun, suhu pada proses pembuatan susu pasteurisasi tidaklah setinggi susu UHT. Suhu pemanasannya hanya berkisar antara 61-65°C. Sementara itu, waktu pemanasannya berlangsung sekitar 30 menit. Proses pasteurisasi tidaklah membunuh seluruh mikroorganisme yang ada di susu, namun dipastikan dapat mengurangi jumlahnya dan meniadakan bakteri patogen penyebab penyakit.
2. Cara penyimpanan dan daya simpan
Karena prosesnya yang sederhana, daya tahan susu segar tidaklah lama. Anda disarankan untuk segera mengonsumsinya setelah susu selesai diproses. Jika terpaksa harus disimpan, janganlah menyimpannya terlalu lama. Susu segar pada suhu ruang dapat bertahan hingga 2 jam. Sementara di kulkas, susu ini dapat bertahan hingga 12 jam.
Sementara itu, susu UHT memiliki daya tahan yang paling lama. Susu UHT yang kemasannya belum dibuka dapat bertahan 6 hingga 12 bulan. Namun, anda harus memastikan tempat penyimpanannya sesuai suhu ruang dan terhindar dari paparan sinar matahari. Bila sudah dibuka, susu UHT sebaiknya segera dihabiskan. Namun, bila harus menyimpan di kulkas, perhatikanlah petunjuk penyimpanannya. Pada umumnya, susu UHT yang telah dibuka hanya dapat bertahan selama 5 hari.
Susu pasteurisasi hanya dapat bertahan hingga 4 jam di suhu ruang. Oleh sebab itu, kita sering menemukannya tersimpan dalam chiller supermarket. Begitupun jika anda membelinya, simpanlah langsung di kulkas, baik sebelum ataupun sesudah dibuka. Setelah dibuka, susu ini hanya dapat bertahan selama 3 hari.
3. Kandungan gizi dan citarasa
Proses pengolahan yang alami membuat kandungan asli gizi susu segar masih terjaga. Jadi, anda dapat memperoleh banyak asupan vitamin dan mineral. Ciri lain susu segar ialah tidak mengandung tambahan air, pangan, serta antibiotik/bahan pengawet. Warna, bau, serta kekentalan pada susu segar juga sama seperti ketika diperas.
Susu UHT dan pasteurisasi tidak memiliki kandungan yang sama seperti susu segar. Dalam proses pengolahannya, kedua susu tersebut dipanaskan di suhu yang tinggi. Akibatnya, kandungan nutrisi alami seperti vitamin dan mineral pada susu akan berkurang. Cita rasanya juga tidak sebagus susu segar. Karena itu, susu UHT dan pasteurisasi lazim diberikan bahan tambahan seperti perasa dan multi vitamin-mineral (premiks).
Baca juga: 6 Jenis Susu Non Dairy atau Bukan Berasal Dari Sumber Hewan
Wah, ternyata perbedaan ketiga jenis susu cair ini cukup signifikan ya. Mulai dari cara pengolahan, daya tahan penyimpanan, sampai kandungan gizinya. Susu jenis apa yang jadi pilihan anda?
Atsarina Luthfiyyah (Senior Editor)
Memiliki pengalaman pendidikan di bidang Tata Boga dan Jurnalistik. Hobi menulis, traveling dan memasak. S2 Universitas Gadjah Mada Ilmu Komunikasi
Hubungi Kami di [email protected]
Wah , makasiii bgt ya info ini bener bener bermanfaat bgt untuk sy .. Smoga sj info anda bs lbh bnyk brmanfaat bg org org ?
Aku boleh request gk ? Hehe, tolong dong sekalian beri info produk yg bnyk ditemukan di TBK indonesia , soalnya aku kesulitan juga Nyari produknya ? ..
Okee semoga tersampaikan yahh makasii ??
Halo, Sari.
Terima kasih juga sudah membaca. Senang kalau infonya bisa membantu anda.
Untuk request dan sarannya, terima kasih banyak, Mbak Sari. Kami tampung dan diskusikan dulu.
Semoga bisa segera diproses, ya 🙂