7 Jajanan Pasar yang Unik dan Wajib Coba di Bali
Penulis: Manggarayu
Wajar jika Bali dinobatkan sebagai salah satu destinasi wisata yang pas untuk refreshing. Pantai indah dan suasana kampung halaman sangat mendominasi pulau ini. Belum lagi kulinernya yang beragam dan siap menggoyang lidah anda. Tapi, jalan-jalan di Bali tak lengkap kalau menyantap ayam betutu dan nasi campur saja. Bali juga punya banyak jajanan pasar khas yang disebut jaje atau jaja. Tentunya dengan beragam budaya dalam satu lokasi, jaje Bali memiliki citarasa yang luar biasa dan sayang jika tak dicicipi.
Jaje biasa dijajakan di pasar tradisional, kaki lima, hingga kedai kopi. Harganya yang terjangkau membuat kita tak yakin jika hanya coba satu jenis. Dari daftar berikut, mana saja yang sudah pernah anda coba?
1. Laklak
Laklak adalah jajanan khas Bali yang sekilas mirip serabi atau apem. Bedanya, laklak berukuran lebih kecil dan dijajakan dengan dua warna, yakni putih dan hijau muda. Warna hijau muda pakai perasa pandan sehingga lebih beraroma wangi. Laklak putih alias versi otentiknya dibuat dengan campuran tepung beras, tapioka, santan, air hangat, dan garam. Nantinya, campuran adonan dipanggang dalam cetakan khusus berbentuk bulat.
Laklak disajikan dengan parutan kelapa dan saus gula merah agar lebih mantap. Rasanya yang gurih dan legit membuat kudapan ini mudah ditemukan di pasar tradisional, kedai kopi, hingga acara adat.
2. Pie Susu
Kudapan yang satu ini sering jadi oleh-oleh khas Bali. Tak heran, pie susu Bali memang beda dengan kue pie lainnya. Crust atau kulit pie susu Bali lebih tipis dan agak pipih. Bagian tengahnya diisi dengan campuran telur, susu kental manis, dan vanili. Alhasil, rasa pie susu jadi sangat khas dan nikmat disantap saat santai.
3. Bendu
Eits, kue yang satu ini bukan lemper lho. Kenampakannya memang mirip karena berbentuk lonjong dan dibungkus daun pisang. Tapi ketika dibuka, bendu adalah kue berkulit putih dengan isian gula unti. Kulitnya dibuat dengan tepung ketan, sedangkan isiannya adalah campuran gula merah, parutan kelapa, dan garam. Rasanya gurih-legit dan pastinya bikin ketagihan! Bendu bisa ditemukan di berbagai pasar Bali. Kudapan ini juga sering disajikan dalam upacara adat dan acara resmi pemerintah setempat.
4. Kaliadrem
Jangan keliru dengan nama daerah di Yogyakarta, ya. Kaliadrem adalah jajanan khas Bali berbentuk donat segitiga dengan 2-3 lubang. Bentuk ini dibuat dengan kojong, yakni cetakan dari daun pisang. Kaliadrem biasa disajikan untuk teman minum teh atau sajian upacara Galungan.
Bahan pembuatnya adalah tepung beras, parutan kelapa, gula merah, dan air. Bahan-bahan tersebut dicampur lalu diulen hingga kalis. Setelahnya, adonan didiamkan selama 5-8 jam. Dari hasil mendiamkan tersebut, tekstur kue manis ini terasa agak liat tapi tetap lembut dan legit. Tak lupa, kaliadrem ditaburi biji wijen sebelum digoreng.
5. Pisang Rai
Pernah mencicipi kudapan pisang berbalut kulit hijau? Yup, itulah pisang rai khas Bali. Kulitnya yang lembut terbuat dari tepung beras, air kapur sirih, air daun suji, dan garam. Kulit ini membalut pisang raja, kepok, atau uli yang beraroma, lalu dikukus dan dipotong seperti kue mataroda. Terakhir, pisang rai disajikan dengan parutan kelapa dan siraman saus gula merah. Perpaduan manis-gurih kudapan ini memang sulit dilupakan. Penasaran, kan?
6. Baro Baro
Jika rempeyek biasa dibuat dengan kacang tanah atau teri, Bali membuat rempeyek khas dengan kacang hijau. Bayangkan rasa khas kacang hijau berbaur dengan renyahnya rempeyek. Bikin penasaran, ya? Baro-baro biasa jadi cemilan atau teman menyantap nasi campur. Sama seperti rempeyek lain, baro-baro dibuat dengan tepung beras, santan, air, dan biji kacang hijau yang sudah direndam hingga mekar. Berikut ditambahkan bumbu seperti bawang, garam, ketumbar, dan jinten. Cocok juga dijadikan oleh-oleh, nih.
7. Batun Bedil
Orang sering salah kira bahwa kudapan ini adalah bubur candil. Padahal, batun bedil bentuknya lebih pipih dan disajikan dengan siraman dari gula merah. Rasanya yang manis-legit ini sungguh istimewa, apalagi ditambahkan taburan kelapa parut yang gurih. Hmm, mantap!
Mengikuti bentuknya, nama batun bedil ini berarti “peluru”. Teksturnya kenyal karena dibuat dari tepung beras, ketan, dan tapioka/kanji. Sausnya sendiri terasa kental karena larutan gula merahnya dicampur tepung beras. Konon kudapan ini juga rendah kalori, lho. Jadi makin semangat mencicip, ya?
Menarik sekali, ya. Jaje apa yang paling membuat anda penasaran, nih? Selamat jalan-jalan dan berwisata kuliner di Pulau Dewata!
Atsarina Luthfiyyah (Senior Editor)
Memiliki pengalaman pendidikan di bidang Tata Boga dan Jurnalistik. Hobi menulis, traveling dan memasak. S2 Universitas Gadjah Mada Ilmu Komunikasi
Hubungi Kami di [email protected]