6 Cara Memilih Terasi yang Baik
Penulis: Intan.L | Editor: Ria
Bumbu dapur apa yang wanginya sangat sangat tajam? Ya, terasi! Aromanya yang tajam membuat masakan menjadi spesial. Tapi tak jarang juga orang yang tidak menyukai karena baunya itu. Kalau saya sih termasuk diantara yang suka, apalagi jika dibuat sambal terasi, porsi makan saya dijamin bisa membuat angka jarum timbangan bergeser ke kanan.
Terasi ada dua jenis berdasarkan bahan dasarnya yakni terasi udang dan terasi ikan. Terasi udang dibuat dari udang rebon, sedangkan terasi ikan biasanya dibuat dari ikan selar atau ikan teri. Proses pembuatannya sama, udang atau ikan pertama-tama direbus. Khusus ikan akan dibuang kepalanya, lalu ikan atau udang akan dijemur hingga setengah kering dan ditumbuk dengan dicampur garam. Adonan kemudian dijemur kembali hingga kering dan ditumbuk lagi sampai benar-benar halus dan bisa dibentuk. Setelah itu, adonan dibungkus daun pisang kering dan didiamkan selama 1-4 minggu untuk proses fermentasinya, sampai aroma terasi keluar dari adonan tersebut.
Sebagai pecinta terasi, saya selalu punya stok terasi di dapur. Ketika membelinya, saya lebih suka terasi tradisional yang dijual tanpa merek. Sebab terasinya lebih basah dan wanginya lebih tajam. Kekurangannya, saya harus lebih teliti dalam memilih supaya dapat terasi yang bersih dan aman. Simak yuk tips berikut agar mendapatkan terasi yang baik dan berkualitas.
1. Kemasan Utuh
Don’t judge a book by it’s cover. Ada pepatah yang mengatakan bahwa kita jangan menilai sesuatu dari tampilan luarnya saja. Tapi ini tidak berlaku saat memilih makanan, termasuk terasi. Pastikan kemasan benar-benar tidak dalam keadaan robek sedikitpun atau masih dalam kondisi utuh. Kemasan yang sudah robek dikhawatirkan akan mengundang kotoran atau kuman masuk ke dalamnya.
2. Warna
Warna terasi yang baik adalah coklat kehitaman. Jika pun memiliki warna agak kemerahan, biasanya ini disebabkan terasi dalam kondisi kering. Tapi pastikan lagi warna merahnya tidak begitu mencolok, karena bisa saja terasi dicampur dengan bahan pewarna rhodamin. yang juga adalah pewarna tekstil. Haduh, perlu lebih berhati-hati, nih. Untuk memastikannya, coba cek tangan kita setelah memegang terasi. Jika menggunakan pewarna tak aman ini, warna terasi akan tertinggal di tangan setelah kita pegang.
3. Bentuk
Terasi yang baik adalah yang padat dan kering tetapi mudah dicubit menjadi sebuah potongan di tangan kita. Biasanya terasi bermerek dalam kemasan cenderung lebih kering dan siap pakai tanpa harus digoreng atau dibakar terlebih dahulu.
4. Aroma
Jangan sampai salah mencium aromanya. Kita harus dapat membedakan aroma yang segar dan tidak menyengat terlalu tajam atau berbau busuk, karena dikhawatirkan terasi terbuat dari ikan atau udang rebon yang sudah tidak segar.
5. Cara penyimpanan
Setelah berhasil membeli terasi dengan kualitas yang baik, kita harus menyimpannya dengan baik pula, agar ketika terasi digunakan kualitasnya tidak menurun. Simpan sisa terasi dalam bungkusnya dan masukan ke dalam wadah yang kedap udara. Setelah itu, saya juga lebih suka menyimpannya di kulkas agar awetnya lebih lama.
6. Cara pengolahan dalam masak
Sebelum dicampurkan dalam masakan, terasi mentah bisa digoreng, dibakar, atau dikukus dulu, tentunya agar matang. Sebelum dicampurkan ke dalam sambal cobek mentah, saya lebih suka membakar terasi lebih dulu dengan menggunakan tusuk sate atau garpu: menusuknya lalu bakar di atas api kompor. Cara pembakaran ini selain untuk mematangkan terasi, juga untuk menghasilkan aroma yang sangat harum dan khas.
Jika untuk sambal goreng, biasanya saya menggoreng terasi sekaligus cabai, tomat, bawang merah dan bawang putih. Setelah semuanya matang baru saya ulek bersamaan. Nah, kalau terasi untuk campuran cah kangkung, saya pilih mengukusnya dulu, lalu hancurkan dengan tambahan air, dan tinggal siram ke dalam tumisan cah kangkung yang sedang dimasak.
Gampang dan mudah kan cara mengolahnya? Jika ingin lebih praktis dan terjamin, anda bisa gunakan terasi kemasan bermerek yang siap pakai. Oya, mau tahu stok terasi di dapur saya berasal dari mana? Saya biasa membeli terasi tanpa merek yang dibungkus kertas dan dilapisi plastik ketika pulang kampung ke Cirebon. Jika anda bepergian ke luar kota terutama wilayah pesisir pantai, sempatkan untuk membeli terasi khasnya, ya. Biasanya banyak dijual untuk oleh-oleh dan rasanya sangat berbeda dengan terasi dalam kemasan, lebih asli dan lebih enak. Dijamin deh!
Atsarina Luthfiyyah (Senior Editor)
Memiliki pengalaman pendidikan di bidang Tata Boga dan Jurnalistik. Hobi menulis, traveling dan memasak. S2 Universitas Gadjah Mada Ilmu Komunikasi
Hubungi Kami di [email protected]
Mba kalo boleh tau, dijual online kah terasi yang ada di dapur mba itu? Hihi