5 Tingkat Kematangan Steak
Penulis: Rosalia | Editor: Ria
Ayo, siapa di sini yang doyan makan steak ala western? Berbeda dengan orang Indonesia, steak di luar negeri biasanya disediakan dengan tambahan salad dan kentang goreng. Kalau kita sih biasanya makan steak daging yang biasa disebut rendang. Tidak jarang juga kita makan steak ala-ala yang dibalur tepung. Maklumlah soalnya orang Indonesia paling doyan sama yang namanya gorengan balur tepung kan (saya termasuk salah satunya).
Nah, kalau steak orang Barat biasanya dikonsumsi dengan tingkat kematangan yang berbeda-beda. Ada beberapa tingkat kematangan yang bisa dipilih. Tiap tingkat kematangan ini punya taste dan tekstur yang berbeda pastinya. Apa saja sih level-level kematangan daging steak itu? Yuk simak di bawah ini.
1. Rare
Kalau steak yang rare biasanya ngak akan cocok deh dengan lidah kita orang Indonesia. Soalnya, daging rare ini hanya matang di bagian luarnya saja. Sekitar 80% bagian dalamnya masih berwarna merah. Nah, tingkat kematangan rare ini yang biasanya paling diminati oleh bule-bule karena mereka menganggap dagingnya super lembut dan juicy.
Biasanya untuk mendapatkan tingkat kematangan ini, daging di bagian dalam harus berada pada suhu sekitar 48 – 50°C. Kamu bisa cek dengan menggunakan termometer makanan. Oh ya, pastikan mengeceknya ketika daging baru saja dipindahkan dari atas grill pan ke piring ya, jangan ketika di atas sumber panas langsung. Nah, kalau pakai tangan, coba deh dengan tangan kiri, tempelkan jempol kanan dan telunjukmu. Terus, tekan-tekan bagian bawah jempol. Begitulah kira-kira gambaran keempukan daging rare.
2. Medium Rare
Nah kalau medium rare mirip seperti rare. Hanya saja daging yang sudah matang lebih banyak. Kalau dibandingkan dengan rare, sekitar 60% saja daging bagian dalamnya yang masih berwarna merah. Istilahnya steak setengah matang. Kalau bule Prancis biasa makan steak medium rare ini dengan salad.
Dengan termometer makanan, daging bagian dalam medium rare harus bersuhu 55-60°C. Tekstur dagingnya juga juicy dan lembut. Sekarang coba temukan jempol kiri dan jari tengah kirimu. Pegang lagi bagian bawah jempol.
3. Medium
Tingkat kematangan medium inilah yang menjadi standar kelezatan daging steak di berbagai negara. Tekstur daging tentunya sudah tidak se-juicy rare atau medium rare lagi ya.
Daging steak medium punya warna cokelat lebih banyak dan hanya sedikit saja warna pink di dalam, mungkin sekitar 40%. Kalau menurut pecinta steak yang orang asli Indonesia, tingkat kematangan steak ini jadi tingkat paling favorit dan enak untuk menikmati steak. Biasanya daging dalamnya kalau diukur akan bersuhu 60-65°C. Cara mengukurnya coba gabungkan jempol dengan jari manis, tekan bagian bawah jempol.
4. Medium Well
Tingkat medium well biasanya adalah tingkat yang mulai bisa ditolerir di lidah orang Indonesia pada umumnya. Dagingnya sudah hampir matang seluruhnya, tapi masih terasa sedikit juicy. Masih ada sedikit warna pink di dalamnya, sekitar 20%.
Biasa daging dalam akan bersuhu sekitar 65-69°C kalau diukur dengan termometer makanan. Cara mengukurnya sama dengan medium, hanya saja kita bisa melihat lagi dengan warnanya yang lebih cokelat dibanding medium.
5. Well Done
Kalau kamu suka makan steak dengan tingkat kematangan yang sempurna alias benar-benar menyeluruh, well done-lah pilihannya. Kamu ngak bakalan menemukan sedikit pun rona merah di bagian dalam. Tekstur daging tentunya jadi lebih keras dan sudah tidak juicy lagi, karena semua lemak sudah terpanggang habis.
Kalau dari segi penampilan, warna sudah pasti cokelat dan agak kering. Biasanya daging dalam akan bersuhu sekitar 70-90°C. Untuk Mengukurnya, gabungkan jempol dengan kelingking lalu rasakan daging di bawah jempolmu. Begitulah keempukan daging well done terasa.
Sekadar informasi juga, kalau di restoran itu daging steak dijual dalam berbagai jenis potongan loh. Hal ini juga menunjukkan dari bagian tubuh sapi mana daging ini berasal karena taste dan tekstur yang dihasilkan tentunya akan berbeda pula.
Well, sudah jelas kan mengenai jenis-jenis tingkat kematangan steak western yang bisa dipilih. Jadi besok-besok nggak perlu bingung lagi kalau ke restoran steak dan memilih tingkat kematangan mana yang paling cocok di lidah kamu. Kalau saya pribadi, lebih suka medium well. Soalnya tingkat kematangan ini yang paling bisa ditolerir oleh lidah dan mata saya (soalnya saya paling nggak sanggup melihat daging steak yang masih kemerahan). Tapi balik lagi ke selera masing-masing ya. Happy steak hunting!
Atsarina Luthfiyyah (Senior Editor)
Memiliki pengalaman pendidikan di bidang Tata Boga dan Jurnalistik. Hobi menulis, traveling dan memasak. S2 Universitas Gadjah Mada Ilmu Komunikasi
Hubungi Kami di [email protected]
sebelum rare ada lagi itu, di sebut nya blue rare